Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. Bolehkah saya masuk? tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, Maafkanlah, ayahku sedang demam, kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu...
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, Siapakah itu wahai anakku?
سنغيه كوسوما
Ich hoffe, dieses Blog kann Ihnen nützlich sein. Ich liebe dich alles für ALLAH SWT...
Selasa, 24 Juli 2012
KENA TIPUUUUU.....
“Berapa harganya bu?” tanya saya.
Si ibu yang saya maksud kemudian menghitung-menghitung pakai kalkulatornya. 1 buah kabel gulung, 2 buah lampu neon….
“48 ribu, mas” tandasnya.
Saya pun merogoh duit di dompet saya. Selembar limapuluh ribuan.
“Ini bu…” ucap saya, seraya mengambil barang-barang tadi.
“Eh, sebentar mas… kembaliannya” dia buru-buru memanggil saya seraya mengacung-ngacungkan uang dua lembar seribuan rupiah.
“Oh…” kata saya seraya tersenyum, seraya kemudian
“Huahahahaha….. hihihihi…” saya tak sanggup lagi menahan tawa saya. Dari tadi saya sudah pengen meledak rasanya.
Si ibu mengernyitkan dahi. Orang gila, mungkin begitu pikirnya.
“Hihihi…. ibu kena tipu……! hihihi..” perut saya begitu terkocok
Si ibu langsung geram, dia langsung melihat lembaran limapuluhribu yang saya kasih. 3D dilihat diraba diterawang…. Mmmm… asli kok…. atau jangan-jangan….
“Ibu … bayangkan, saya mengasih ke ibu cuma selembar kertas, tapi ibu mengasih ke saya dua buah lampu dan satu buah kabel listrik… sudah gitu… ibu malah nambah lagi ngasih dua lembar kertas…. hahahaha…. betapa pertukaran yang begitu bodoh…..!” ucap saya seraya menjauh
Si Ibu makin bengong.
Yang bodoh saya atau dia, pikir si ibu…
***
Saya jelas tak mau dikatakan bodoh. Enak aja. Yang bodoh sebenarnya bukan ibu itu, bukan saya juga, tapi yang bodoh adalah kita secara kolektif.
Betapa tidak kita selama ini dibodohi dengan pertukaran bodoh yang sehari-hari kita lakukan.
Nggak percaya, sekarang ambil dompet anda. Keluarkan uang lima puluh ribuan. Bila sudah sekarang di samping kanan uang lima puluh ribu, letakkan uang dua ribu rupiah. Lihat apa bedanya? Jenis kertas yang sama, yang beda hanya ukuran yang beberapa mili lebih gede, warnanya, serta gambarnya… selebihnya sama. Tapi kenapa yang satu bisa buat beli baju, yang satunya boro-boro.. paling cuma buat permen dan kuaci.
Sekarang ambil sehelai kertas hvs. Letakkan di samping kiri uang lima puluh ribuan. Sekarang bandingkan. Kertas ini sekarang jauh lebih besar panjang dan lebarnya, jenis kertasnya juga lebih bersih. Semestinya anda bisa beli beberapa buah baju mahal dengannya.
Tapi apa yang terjadi? Boro-boro dapat, meski sehelai baju. Yang ada anda malah dilempari sandal jepit.
Jadi bodoh sekali kita, selama ini kita dibodohi dengan nilai yang diterakan di atas selembar kertas kecil. Lalu kita sampai harus keluar keringat banyak, sampai menghabiskan waktu, bahkan saling menikam demi mendapatkan kertas-kertas itu…….
Saya bicara tentang konsep flat money, yang sebenarnya adalah sebuah tindakan aneh yang diambil, awalnya oleh amerika serikat, selanjutnya diikuti oleh eropa dan negara-negara lainnya di dunia. Sebelumnya pertukaran dunia didasarkan pada emas dan perak selama ribuan tahun. Tapi dengan alasan yang sebenarnya mengada-ada, diputuskanlah uang kertas sebagai mata uang utama pengganti emas dan perak.
Akibatnya orang-orang dihipnotis, sebagian lainnya dipaksa percaya. Bahwa kertas yang anda pegang bernilai sekian sedangkan yang warna lain bernilai sekian. Padahal nilai aslinya berapa sih sang kertas itu? Mau tahu nilai aslinya tanyalah ke tukang loak kemudian tanya berapa beliau mau beli sebuah kertas dengan berat cuma beberapa gram?
Akibatnya lagi, sekejap dalam hitungan tahun yang tak berapa lama.. terjadi inflasi yang luar biasa. Harga-harga jadi meningkat tajam dan begitu mudah dipermainkan. Saya masih ingat dulu waktu SD harga es sirup jeruk di sekolah cuma 50 rupiah, sekarang harganya sudah 500 rupiah. Berarti ada peningkatan 10 kali lipat. Bukan, bukan esnya yang meningkat harganya. Tapi hakikatnya, nilai uangnya yang menurun 10 kali lipat. Kasus yang sama juga terjadi pada gaji seorang pegawai. Banyak orang iri kepada gaji pegawai negeri yang katanya selalu meningkat saban tahunnya. Teman saya yang seorang PNS kemudian protes dan menuturkan pada saya.
“Tidak, bukan gajinya yang naik. Gajinya sebenarnya tetap. Karena dari dulu uang yang dikasih berapa pun besarnya ternyata dinilai dengan harga barang kebutuhan pokok jumlahnya tetap itu-itu saja. Dulu dengan 100 ribu kami bisa beli 15 liter beras, sekarang gaji dinaikkan jadi 150 ribu, ternyata juga hanya bisa beli 15 lter beras.” Keluhnya.
Saya jadi merenung dan baca-baca kembali sejarah peradaban islam yang begitu gemilang. Ketika sistemnya adalah khilafah, maka kebijakan moneternya adalah emas dan perak yang nol inflasi. Buktinya, dulu tercatat di zaman sahabat harga hewan sejenis ayam satu dirham, sekarang setelah 1400 tahun lebih masih sama, tetap sekitar satu dirham…. Hmmm..
Dan mengenang pertukaran bodoh yang saya lakukan dengan si ibu tadi…. lalu kemudian saya tertegun…. memandangi isi dompet saya, masih ada beberapa lembar uang kertas… walah… walah… bodohnya saya masih menyimpannya…..!
Si ibu yang saya maksud kemudian menghitung-menghitung pakai kalkulatornya. 1 buah kabel gulung, 2 buah lampu neon….
“48 ribu, mas” tandasnya.
Saya pun merogoh duit di dompet saya. Selembar limapuluh ribuan.
“Ini bu…” ucap saya, seraya mengambil barang-barang tadi.
“Eh, sebentar mas… kembaliannya” dia buru-buru memanggil saya seraya mengacung-ngacungkan uang dua lembar seribuan rupiah.
“Oh…” kata saya seraya tersenyum, seraya kemudian
“Huahahahaha….. hihihihi…” saya tak sanggup lagi menahan tawa saya. Dari tadi saya sudah pengen meledak rasanya.
Si ibu mengernyitkan dahi. Orang gila, mungkin begitu pikirnya.
“Hihihi…. ibu kena tipu……! hihihi..” perut saya begitu terkocok
Si ibu langsung geram, dia langsung melihat lembaran limapuluhribu yang saya kasih. 3D dilihat diraba diterawang…. Mmmm… asli kok…. atau jangan-jangan….
“Ibu … bayangkan, saya mengasih ke ibu cuma selembar kertas, tapi ibu mengasih ke saya dua buah lampu dan satu buah kabel listrik… sudah gitu… ibu malah nambah lagi ngasih dua lembar kertas…. hahahaha…. betapa pertukaran yang begitu bodoh…..!” ucap saya seraya menjauh
Si Ibu makin bengong.
Yang bodoh saya atau dia, pikir si ibu…
***
Saya jelas tak mau dikatakan bodoh. Enak aja. Yang bodoh sebenarnya bukan ibu itu, bukan saya juga, tapi yang bodoh adalah kita secara kolektif.
Betapa tidak kita selama ini dibodohi dengan pertukaran bodoh yang sehari-hari kita lakukan.
Nggak percaya, sekarang ambil dompet anda. Keluarkan uang lima puluh ribuan. Bila sudah sekarang di samping kanan uang lima puluh ribu, letakkan uang dua ribu rupiah. Lihat apa bedanya? Jenis kertas yang sama, yang beda hanya ukuran yang beberapa mili lebih gede, warnanya, serta gambarnya… selebihnya sama. Tapi kenapa yang satu bisa buat beli baju, yang satunya boro-boro.. paling cuma buat permen dan kuaci.
Sekarang ambil sehelai kertas hvs. Letakkan di samping kiri uang lima puluh ribuan. Sekarang bandingkan. Kertas ini sekarang jauh lebih besar panjang dan lebarnya, jenis kertasnya juga lebih bersih. Semestinya anda bisa beli beberapa buah baju mahal dengannya.
Tapi apa yang terjadi? Boro-boro dapat, meski sehelai baju. Yang ada anda malah dilempari sandal jepit.
Jadi bodoh sekali kita, selama ini kita dibodohi dengan nilai yang diterakan di atas selembar kertas kecil. Lalu kita sampai harus keluar keringat banyak, sampai menghabiskan waktu, bahkan saling menikam demi mendapatkan kertas-kertas itu…….
Saya bicara tentang konsep flat money, yang sebenarnya adalah sebuah tindakan aneh yang diambil, awalnya oleh amerika serikat, selanjutnya diikuti oleh eropa dan negara-negara lainnya di dunia. Sebelumnya pertukaran dunia didasarkan pada emas dan perak selama ribuan tahun. Tapi dengan alasan yang sebenarnya mengada-ada, diputuskanlah uang kertas sebagai mata uang utama pengganti emas dan perak.
Akibatnya orang-orang dihipnotis, sebagian lainnya dipaksa percaya. Bahwa kertas yang anda pegang bernilai sekian sedangkan yang warna lain bernilai sekian. Padahal nilai aslinya berapa sih sang kertas itu? Mau tahu nilai aslinya tanyalah ke tukang loak kemudian tanya berapa beliau mau beli sebuah kertas dengan berat cuma beberapa gram?
Akibatnya lagi, sekejap dalam hitungan tahun yang tak berapa lama.. terjadi inflasi yang luar biasa. Harga-harga jadi meningkat tajam dan begitu mudah dipermainkan. Saya masih ingat dulu waktu SD harga es sirup jeruk di sekolah cuma 50 rupiah, sekarang harganya sudah 500 rupiah. Berarti ada peningkatan 10 kali lipat. Bukan, bukan esnya yang meningkat harganya. Tapi hakikatnya, nilai uangnya yang menurun 10 kali lipat. Kasus yang sama juga terjadi pada gaji seorang pegawai. Banyak orang iri kepada gaji pegawai negeri yang katanya selalu meningkat saban tahunnya. Teman saya yang seorang PNS kemudian protes dan menuturkan pada saya.
“Tidak, bukan gajinya yang naik. Gajinya sebenarnya tetap. Karena dari dulu uang yang dikasih berapa pun besarnya ternyata dinilai dengan harga barang kebutuhan pokok jumlahnya tetap itu-itu saja. Dulu dengan 100 ribu kami bisa beli 15 liter beras, sekarang gaji dinaikkan jadi 150 ribu, ternyata juga hanya bisa beli 15 lter beras.” Keluhnya.
Saya jadi merenung dan baca-baca kembali sejarah peradaban islam yang begitu gemilang. Ketika sistemnya adalah khilafah, maka kebijakan moneternya adalah emas dan perak yang nol inflasi. Buktinya, dulu tercatat di zaman sahabat harga hewan sejenis ayam satu dirham, sekarang setelah 1400 tahun lebih masih sama, tetap sekitar satu dirham…. Hmmm..
Dan mengenang pertukaran bodoh yang saya lakukan dengan si ibu tadi…. lalu kemudian saya tertegun…. memandangi isi dompet saya, masih ada beberapa lembar uang kertas… walah… walah… bodohnya saya masih menyimpannya…..!
Selasa, 28 Juni 2011
WAJAH DAN HATI YANG CANTIK
Assalamu'alaikum.Wr.Wb
Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo’a.
Untuk menghilangkan stress, perbanyaklah ‘olah raga’. Cukup dengan memperbanyak sholat. Ketika sholat, kita menggerakan seluruh tubuh. Lalu berkonsultasilah kepada Allah SWT dengan dzikir dan do’a.
Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi juga di hati. Jangan lupa bisikkan ‘kata kunci’, “Allahumma Kamaa Hassanta Khalqii Fahassin Khuluqii” (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlaq-ku). (HR.Ahmad).
Untuk punya bibir cantik, bisikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berbohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak menyombongkan diri atau takabbur.
Agar tubuh langsing, singset dan mulus, diet yang teratur dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi puasa Nabi Dawud a.s.. Makanlah makanan yang halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, dan air putih.
Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.
” mmmmmhh…bisa ?? Insya Allah… !!
Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo’a.
Untuk menghilangkan stress, perbanyaklah ‘olah raga’. Cukup dengan memperbanyak sholat. Ketika sholat, kita menggerakan seluruh tubuh. Lalu berkonsultasilah kepada Allah SWT dengan dzikir dan do’a.
Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi juga di hati. Jangan lupa bisikkan ‘kata kunci’, “Allahumma Kamaa Hassanta Khalqii Fahassin Khuluqii” (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlaq-ku). (HR.Ahmad).
Untuk punya bibir cantik, bisikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berbohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak menyombongkan diri atau takabbur.
Agar tubuh langsing, singset dan mulus, diet yang teratur dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi puasa Nabi Dawud a.s.. Makanlah makanan yang halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, dan air putih.
Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.
” mmmmmhh…bisa ?? Insya Allah… !!
Minggu, 24 April 2011
Dialog Menjelang Pernikahan
Assalamu'alaikum.Wr.Wb
Bidadari : ehm....
Bidadari : akhy yang baik...
Arjuna : ya ukhti
Bidadari : ehm....
Bidadari : jadi gini akhy....
Arjuna : disini udah deg-degan...
Bidadari : begini akhy yang baik hati....
Arjuna : mmmh ya ukh
Bidadari : ana hanya ingin bertanya...
Bidadari : mmm.....
Bidadari : begini akhy....
Arjuna : silahkan tanya ajah jangan ragu [mode tegas On]
Arjuna : ada apa ya ukht [pura2 ga ngerti]
Bidadari : apakah antum ingin menikah? <<pinter nanyanya, pasti jawabnya ingin. kalo ditanya siap or ga, jawabannya bisa jadi engga>>
Arjuna : bukan ingin ukht, tapi udah ada niat, karena nikah kan salah satu ibadah...
Bidadari : Alhamdulillah....
Arjuna : emangnya kenapa ukht [pura2 ga ngerti lagih]
Bidadari : berarti antum masih normal <<pura2 mengalihkan perhatian>>
Arjuna : Insya Allah sayah normal
Bidadari : akhy.... sebetulnya, ana sudah lama menaruh perhatian kepada antum <<pura2 malu>>
Arjuna : [sambil lipat2 ujung kerudung nggak]
Bidadari : antum ikhwan yang baik, sholeh, sabar, dan sederhana.... <<ngadepnya ke tembok ah, pura2 malu>>
Bidadari : ana tahu, ini tidak biasa.... <<mode makin serius ON>>
Arjuna : apanya yg tidak biasa ukht [pura2 ga ngerti lagih dan lagih on]
Bidadari : tetapi, ini adalah pilihan, ana tidak ingin menyimpan perasaan ini terlalu lama <<mode Oneng, pura2 ga peduli reaksi lawan bicara>>
Bidadari : akhy yang baik..... <<mode mengheningkan cipta ON>>
Arjuna : iya ukht [ikhwannya mulai ga sabar]
Bidadari : bersediakah antum membetulkan genteng bocor di rumah ana?
Bidadari : <<mode salah ngomong ON>> saking groginya
Arjuna : [ikhwannya mengernyitkan alis]
Bidadari : akhy.....
Arjuna : ya ukht...
Bidadari : maukah antum menemui orang tua ana?
Arjuna : kenapa emang, lagi sakit [pura2 oon]
Bidadari : untuk melamar ana menjadi istri antum <<mode plong ON>>
Arjuna : masya Allah... [mode tekejut on]
Arjuna : ...nggg... ngg... ngga salah ukht...[ikhwannya kaget]
Bidadari : Insya Allah engga salah akhy.... <<mode sangat yakin ON>>
Bidadari : ana sudah istikhoroh, dan ana yakin dengan pilihan ini <<lagi2 mode sangat yakin ON>>
Arjuna : ukhti yang baik... [mode jaim on]
Arjuna : subhanallah, ana sungguh kaget dan tidak menyangka sama sekali sebelumnya...
Bidadari : <<menanti sambil harap2 cemas>>
Arjuna : [jaim on]
Bidadari : <<deg2an, serasa mau pingsan menunggu jawaban>>
Arjuna : sungguh suatu kehormatan bagi ana mendengar ungkapan isi hati anti....
Arjuna : layaknya khadijah r.a yang meminang sang Nabi...
Arjuna : namun....
Arjuna : [mode serius sekali, banget, pisan ON]
Arjuna : ana bukanlah sang Nabi... jauh bumi dari langit....
Arjuna : hanya sekedar menyerupai pun tidak.... [mode mengulur-ngulur waktu ON]
Arjuna : ukhti yang baik...
Bidadari : <<semakin deg2an ON>>
Arjuna : sebelumnya ana ingin bertanya...
Bidadari : silakan akhy... <<wajahnya pusat pasi>>
Arjuna : seberapa jauh anti mengenal ana...? [mode penuh karisma ON]
Arjuna : nampak dari luar, mungkin ana terlihat meyakinkan... [dengan suara yang ngebass ON]
Bidadari : ana sudah yakin akhy...
Bidadari : ana sudah mendapatkan informasinya dari orang2 dekat antum <<mode tetap yakin ON>>
Bidadari : dan juga ana sudah tanyakan kepada Sang Pemilik Hati <<mode yakin, sangat, sangat yakin, ON>>
Arjuna : kalo memang demikian ana tak bisa lagi meragukan keyakinan anti....
Arjuna : tapi perlu anti tahu bahwa begitu banyak kekurangan ana... masa lalu ana begitu hitam pekat....
Bidadari : ana yakin, antum akan terus memperbaiki diri antum menjadi lebih baik lagi dari hari kehari <<mode memotivasi ON>>
Arjuna : kalo anti tahu mungkin anti akan mencibir dan untuk sekedar menoleh pun enggan
Arjuna : [mode merasa hina ON]
Arjuna : namun....
Arjuna : jika...
Arjuna : memang....
Arjuna : anti yakin...
Bidadari : bukankah muslim yang baik bukanlah yang tidak pernah salah, tetapi yang menyadari kesalahannya, dan berusaha memperbaikinya, dan berjanji untuk tidak mengulanginya.... <<masih jadi motivator ON>>
Arjuna : [termotivasi On]
Bidadari : jika antum merasa lemah, ana yang akan menguatkan antum, demikian sebaliknya <<mode motivator ulung ON>>
Bidadari : jika antum merasa sedih, ana yang akan menghilangkan kesedihan itu, demikian sebaliknya <<mode merayu ON>>
Bidadari : jika antum bahagia, ana pun bahagia <<mode picisan ON>>
Arjuna : subahanallah ukht... sungguh... mata ana berkaca-kaca... [mode merasa diri ada dan dihargai ON]
Arjuna : sungguh anti "Bukan (sekedar) Bidadari"
Bidadari : jika antum merasa lemah, ana yang akan menguatkan antum, demikian sebaliknya <<mode bersahabat ON>>
Bidadari : jadi, mari kita hadapi semuanya, bersama-sama.... <<mode mengajak ON>>
Bidadari : berdua, pasti lebih baik daripada sendirian bukan? <<mode sangat, sangat, sangat meyakinkan>>
Bidadari : bagaimana akhy...?
Arjuna : ukhti yang baik...
Bidadari : antum bersedia kan? <<mode optimis ON>>
Arjuna : ikhwan yg normal tentu tidak akan mempertimbangkan lagi kesediaannya...
Bidadari : kan antum ikhwan normal, tadi sih jawabnya gitu <<mode menggoda ON>>
Arjuna : ya itulah ukht... karena ana ikhwan yg normal... rasanya tidak ada yg perlu lagi dipikirkan
Bidadari : jadi, kapan antum menemui orang tua ana? <<mode ga sabaran ON>>
Arjuna : [sabar donk ukht]
Arjuna : [dalamhati si ikhwan]
Arjuna : hanya ada satu masalah dalam diri ana...
Arjuna : begini ukht...
Arjuna : ana tadi sebutkan hanya ada satu masalah...
Arjuna : semua ikhwan [menurut ana] mungkin permasalahannya sama [setidaknya untuk kaum grassroot seperti ana]
Arjuna : tabungan ana belum cukup ukht...
Arjuna : [sang ikhwan mengelus dada]
Bidadari : engga apa-apa akhy... akad dulu aja, dananya engga besar <<mode ngasih solusi ON>>
Arjuna : pernikahan kan sekali seumur hidup ukht [setidaknya itu menurut anggapan ana]
Arjuna : dan tentu pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati tapi menyatukan dua keluarga juga
Arjuna : kalo kedua keluarga menyetujui sih alhamdulilah tapi kalo ingin rame2, pesta walimah, gmn ukht
Bidadari : engga apa-apa akhy.... rame2nya nanti aja, yang penting pacarannya dihalalkan dulu. kan nanti bisa ngurus2 walimahannya bareng2 <<masih mode ngasih solusi ON>>
Arjuna : bagaimana dengan jarak yg "memisahkan" kita ukht...
Arjuna : [mode minta solusi]
Bidadari : jarak bukan kendala akhy... engga perlu nyari kuda, lama. naek bis aja <<mode realistis ON>>
Bidadari : kalo udah nikah, terus masih berjauhan juga gpp, kan pacaran jarak jauh <<mode ngasih solusi ON>>
Arjuna : kalo begitu...
Arjuna : karena anti begitu yakin dan ana pun termotivasi dengan keyakinan anti... BISMILLAH.... kita menikah
selesai!!
Bidadari : ehm....
Bidadari : akhy yang baik...
Arjuna : ya ukhti
Bidadari : ehm....
Bidadari : jadi gini akhy....
Arjuna : disini udah deg-degan...
Bidadari : begini akhy yang baik hati....
Arjuna : mmmh ya ukh
Bidadari : ana hanya ingin bertanya...
Bidadari : mmm.....
Bidadari : begini akhy....
Arjuna : silahkan tanya ajah jangan ragu [mode tegas On]
Arjuna : ada apa ya ukht [pura2 ga ngerti]
Bidadari : apakah antum ingin menikah? <<pinter nanyanya, pasti jawabnya ingin. kalo ditanya siap or ga, jawabannya bisa jadi engga>>
Arjuna : bukan ingin ukht, tapi udah ada niat, karena nikah kan salah satu ibadah...
Bidadari : Alhamdulillah....
Arjuna : emangnya kenapa ukht [pura2 ga ngerti lagih]
Bidadari : berarti antum masih normal <<pura2 mengalihkan perhatian>>
Arjuna : Insya Allah sayah normal
Bidadari : akhy.... sebetulnya, ana sudah lama menaruh perhatian kepada antum <<pura2 malu>>
Arjuna : [sambil lipat2 ujung kerudung nggak]
Bidadari : antum ikhwan yang baik, sholeh, sabar, dan sederhana.... <<ngadepnya ke tembok ah, pura2 malu>>
Bidadari : ana tahu, ini tidak biasa.... <<mode makin serius ON>>
Arjuna : apanya yg tidak biasa ukht [pura2 ga ngerti lagih dan lagih on]
Bidadari : tetapi, ini adalah pilihan, ana tidak ingin menyimpan perasaan ini terlalu lama <<mode Oneng, pura2 ga peduli reaksi lawan bicara>>
Bidadari : akhy yang baik..... <<mode mengheningkan cipta ON>>
Arjuna : iya ukht [ikhwannya mulai ga sabar]
Bidadari : bersediakah antum membetulkan genteng bocor di rumah ana?
Bidadari : <<mode salah ngomong ON>> saking groginya
Arjuna : [ikhwannya mengernyitkan alis]
Bidadari : akhy.....
Arjuna : ya ukht...
Bidadari : maukah antum menemui orang tua ana?
Arjuna : kenapa emang, lagi sakit [pura2 oon]
Bidadari : untuk melamar ana menjadi istri antum <<mode plong ON>>
Arjuna : masya Allah... [mode tekejut on]
Arjuna : ...nggg... ngg... ngga salah ukht...[ikhwannya kaget]
Bidadari : Insya Allah engga salah akhy.... <<mode sangat yakin ON>>
Bidadari : ana sudah istikhoroh, dan ana yakin dengan pilihan ini <<lagi2 mode sangat yakin ON>>
Arjuna : ukhti yang baik... [mode jaim on]
Arjuna : subhanallah, ana sungguh kaget dan tidak menyangka sama sekali sebelumnya...
Bidadari : <<menanti sambil harap2 cemas>>
Arjuna : [jaim on]
Bidadari : <<deg2an, serasa mau pingsan menunggu jawaban>>
Arjuna : sungguh suatu kehormatan bagi ana mendengar ungkapan isi hati anti....
Arjuna : layaknya khadijah r.a yang meminang sang Nabi...
Arjuna : namun....
Arjuna : [mode serius sekali, banget, pisan ON]
Arjuna : ana bukanlah sang Nabi... jauh bumi dari langit....
Arjuna : hanya sekedar menyerupai pun tidak.... [mode mengulur-ngulur waktu ON]
Arjuna : ukhti yang baik...
Bidadari : <<semakin deg2an ON>>
Arjuna : sebelumnya ana ingin bertanya...
Bidadari : silakan akhy... <<wajahnya pusat pasi>>
Arjuna : seberapa jauh anti mengenal ana...? [mode penuh karisma ON]
Arjuna : nampak dari luar, mungkin ana terlihat meyakinkan... [dengan suara yang ngebass ON]
Bidadari : ana sudah yakin akhy...
Bidadari : ana sudah mendapatkan informasinya dari orang2 dekat antum <<mode tetap yakin ON>>
Bidadari : dan juga ana sudah tanyakan kepada Sang Pemilik Hati <<mode yakin, sangat, sangat yakin, ON>>
Arjuna : kalo memang demikian ana tak bisa lagi meragukan keyakinan anti....
Arjuna : tapi perlu anti tahu bahwa begitu banyak kekurangan ana... masa lalu ana begitu hitam pekat....
Bidadari : ana yakin, antum akan terus memperbaiki diri antum menjadi lebih baik lagi dari hari kehari <<mode memotivasi ON>>
Arjuna : kalo anti tahu mungkin anti akan mencibir dan untuk sekedar menoleh pun enggan
Arjuna : [mode merasa hina ON]
Arjuna : namun....
Arjuna : jika...
Arjuna : memang....
Arjuna : anti yakin...
Bidadari : bukankah muslim yang baik bukanlah yang tidak pernah salah, tetapi yang menyadari kesalahannya, dan berusaha memperbaikinya, dan berjanji untuk tidak mengulanginya.... <<masih jadi motivator ON>>
Arjuna : [termotivasi On]
Bidadari : jika antum merasa lemah, ana yang akan menguatkan antum, demikian sebaliknya <<mode motivator ulung ON>>
Bidadari : jika antum merasa sedih, ana yang akan menghilangkan kesedihan itu, demikian sebaliknya <<mode merayu ON>>
Bidadari : jika antum bahagia, ana pun bahagia <<mode picisan ON>>
Arjuna : subahanallah ukht... sungguh... mata ana berkaca-kaca... [mode merasa diri ada dan dihargai ON]
Arjuna : sungguh anti "Bukan (sekedar) Bidadari"
Bidadari : jika antum merasa lemah, ana yang akan menguatkan antum, demikian sebaliknya <<mode bersahabat ON>>
Bidadari : jadi, mari kita hadapi semuanya, bersama-sama.... <<mode mengajak ON>>
Bidadari : berdua, pasti lebih baik daripada sendirian bukan? <<mode sangat, sangat, sangat meyakinkan>>
Bidadari : bagaimana akhy...?
Arjuna : ukhti yang baik...
Bidadari : antum bersedia kan? <<mode optimis ON>>
Arjuna : ikhwan yg normal tentu tidak akan mempertimbangkan lagi kesediaannya...
Bidadari : kan antum ikhwan normal, tadi sih jawabnya gitu <<mode menggoda ON>>
Arjuna : ya itulah ukht... karena ana ikhwan yg normal... rasanya tidak ada yg perlu lagi dipikirkan
Bidadari : jadi, kapan antum menemui orang tua ana? <<mode ga sabaran ON>>
Arjuna : [sabar donk ukht]
Arjuna : [dalamhati si ikhwan]
Arjuna : hanya ada satu masalah dalam diri ana...
Arjuna : begini ukht...
Arjuna : ana tadi sebutkan hanya ada satu masalah...
Arjuna : semua ikhwan [menurut ana] mungkin permasalahannya sama [setidaknya untuk kaum grassroot seperti ana]
Arjuna : tabungan ana belum cukup ukht...
Arjuna : [sang ikhwan mengelus dada]
Bidadari : engga apa-apa akhy... akad dulu aja, dananya engga besar <<mode ngasih solusi ON>>
Arjuna : pernikahan kan sekali seumur hidup ukht [setidaknya itu menurut anggapan ana]
Arjuna : dan tentu pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati tapi menyatukan dua keluarga juga
Arjuna : kalo kedua keluarga menyetujui sih alhamdulilah tapi kalo ingin rame2, pesta walimah, gmn ukht
Bidadari : engga apa-apa akhy.... rame2nya nanti aja, yang penting pacarannya dihalalkan dulu. kan nanti bisa ngurus2 walimahannya bareng2 <<masih mode ngasih solusi ON>>
Arjuna : bagaimana dengan jarak yg "memisahkan" kita ukht...
Arjuna : [mode minta solusi]
Bidadari : jarak bukan kendala akhy... engga perlu nyari kuda, lama. naek bis aja <<mode realistis ON>>
Bidadari : kalo udah nikah, terus masih berjauhan juga gpp, kan pacaran jarak jauh <<mode ngasih solusi ON>>
Arjuna : kalo begitu...
Arjuna : karena anti begitu yakin dan ana pun termotivasi dengan keyakinan anti... BISMILLAH.... kita menikah
selesai!!
take it or leave it
Assalamu'alaikum.Wr.Wb
Bismillahhirrohmannirrohiim….
Pertama2, dan yang paling utama, mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Alloh SWT atas segala ciptaanNya yang terbaik dan terindah…. Insya Alloh….
Alhamdulillah,,, Alloh, menciptakan segala sesuatu di dunia ini, secara berpasang-pasangan, sehingga dunia ini serasa full of colour, bukan hitam and putih doank... Ada sedih, ada bahagia, ada kecewa ada bangga. ada sakit ada sehat, ada buruk ada baik, ada kaya ada miskin, ada benci ada cinta, dst… yang nggak ada itu yang sia2…iya gak gan? *eniwey, ndak bakal habis untuk kita bahas sekarang di note yang terbatas ini…. hehe
Begitu juga manusia yang Alloh ciptakan berpasang2an. Ada yang namanya laki-laki, ada yang namanya perempuan… Alloh karuniai kita secara fitrahnya, ketertarikan terhadap lawan jenis kita..
Lohh,, terus kok bisa ada yg waria, and para homo/lesbi,,?? *maaf gan, itu di luar konteks fitrah,, itu namanya penyakit.. dan setiap penyakit, insya Allo ada obatnya.. karena Alloh ciptakan segala sesuatu lengkap dengan pasangannya..so, gak bener tuh, kata Profesor Edan, Musdah Mulia, yang akhirnya harus melegalkan penyakit-penyakit itu sebagai *anggapan bahwa itu Fitrah, sehingga harus di perjuangkan keberadaanya*… ---ckckck wong edan koe!..
Laahh.. terus kalo ada yang jadi perawan or jejaka tua/abadi, ampe mati. Kumaha bro?
*ooh, kalo itu mah, yakin juga deh gan, pastinya, walaupun Alloh tidak mempertemukan jodohnya di dunia, insya Alloh kelak, dia akan bertemu jodohnya di akhirat.. tinggal yang jadi pertanyaan nanti sejauh apa dan sekeras apa usahnya untuk menjemput takdir Alloh tadi.. (apakah sudah sesuai dengan apa yang Ia gariskan atau tidak? Kalau sudah sesuai, insya Alloh kita akan dapatkan yang terbaik kok… yakin deh gan, walaupun mungkin bukan dipertemukan dengan pujaan hati kita di dunia ini…)
Lanjutt…
Pada hakikatnyaa,, fitrah naluriah, perasaan ini, kalau tidak di penuhi akan mengakibatkan kegelisahan bukan kematian gan… (inget loh K-E-G-E-L-I-S-A-H-A-N bukan K-E-M-A-T-I-A-N).. jadi, kalo ketunda2 dikit, or di tahan2 dikit, or sakit2 dikit,,, wajarlah.. setuju gak gan??
Misalnya gini gan, ente tiba2 punya rasa kagum, rasa dag-dig-dug gitu, ama orang, yg nota bene-nya jadi orang yg ente suka (dalam konteks lawan jenis loh yaa, bukan yang sejenis *nanti dikira ane beri kuliahnya hidup berpasangan ala Musdah Mulia lagii.. >.< ) ,,
Rasa2 itu, biasanya disebabkan gara2 adanya interaksi yang gak seharusnya.. *may be.. or justru udah berusaha nge-jaga banget niy, interaksinya dengan lawan jenis,, event - seketat-ketatnya, tapi kok tetep ngerasain –yang kata orang namanya Falling in Lope gitu,, *haha.. wajar lah gan, namanya juga manusia, kalo manusia gak pernah jatuh cinta,, ntu-tuh yang perlu dicurigai kemanusiaannya… *hoho
Back to topic…
Nah, kalo udah ngerasa2 yang begituaan.. udah dah, dunia isinya Cuma tentang yang itu2 aja, nengok ke kiri-ke kanan, ke depan- belakang, semuanya isinya si-dia,, lagi belajar, lagi makan, lagi nonton, lagi nge-lamun, lagi rapat, semuanya juga isinya tentang diaa (wuaahh.. kyk pengalaman pribadi, ane aja nih gan, lancar bener ya, ane cerintanyaa? ;)… )
Hmm.. okelah, gan.. kalo udah ada rasa2 begitu… jangan justru dipupuk, dibiarkan *merasa seolah-olah ndak ada yang terjadi, apalagi sampe diungkapkan yang pada akhirnya justru berujung pada HTS-an (hubungan tanpa status), TTM-an (teman tapi mesra), de-el-el, dKK… bahkan yang lebih menyedihkan dengan apa yang lagi NGE-TREND and MARAK sekarang à PACARAN (na’udzubillah)…. Seolah-olah, kalo ndak punya pacar, rasanya ente seperti jadi Manusia yang gak Hidup,,, seolah-olah kalo ndak punya Pacar, ente ngerasa Jadi Orang yang paling Menyedihkan Sedunia.. (olalala,, lebay benerrr…)
Kata Oppi andaresta mah, I’m Single and Very Happy.. aha.. istilah kerennya mah… JOJOBA (jomblo-jomblo bahagia)..
Kenapa?
Jawabannya karena meski ane single (loh? Kok jadi ane pemerannya? *biarlah gan, apalah artinya sebuah tokoh dalam tulisan ini..) .. yang penting ane mah tetep dapet cintaNya.. tetep dapet RidhoNya.. amiin…
Kenapa, bro, kok kayaknya ane nge-fans banget siy pengen ngedapetin cintaNya daripada Cintanyaaa??
You know lah.. pastinya kenapa.. (khusnudzon..ane ama ente sekalian… ane rasa udah pada tau dah kenapa..)… haha
singkat cerita kata Alloh, gini gan...
“Ketika Allah mencintai seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, sungguh Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia olehmu!” Jibril pun mencintainya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia oleh kalian!” Ia pun dicintai oleh penduduk langit. Setelah itu, ia diterima di muka bumi. Ketika Allah membenci seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia olehmu!” Jibril pun membencinya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia oleh kalian!” Ia pun dibenci oleh penduduk langit. Setelah itu, kebencian diletakkan baginya di muka bumi” (HR Muslim dari Abu Hurairah RA).
Tapi, gan,, Kita kan sayaaaaaaaangg bangeet ama diaa… ndak mau kalo diaa ampe direbut ama yang laeen (yaelahh.. emangnya, orang yang ente suka, milik ente? Dia mah, milik Penciptanya kaleee, milik keluarganya juga kale… )…
Nah terus gimana gan?
Jawabannya ya, seperti Judul note di atas Take It or Leave It gan….
Take It --> halalkan lah dengan segera…. Karena apa?? Kata Bapak Te-Be: cinta dengan lawan jenis, yang tidak di bingkai dalam ikatan pernikahan,, adalah salah satu bentuk kemaksiatan jika di lampiaskan, *kecuali cinta dengan mahrom ente yang lawan jenis, kayak, ama bapak ibu, or adik kakak ente… (oalahh.. korban sinetron Islam KTP, ane gan..)
Nih, gan, pada faktanya juga ya, kalo agan-agan sekalian ngisi2 Formulir, bahkan KTP, pasti yang di Tanya kalo soal status adalah Sudah Menikah or Belum Menikah kan? Bukan Sudah Pacaran or Belum Pacaran kan? Iya nggak?? *betul.. betul.. betull (kata upin-ipin.. *tuh kan, anak botak masih SD aja udah tau.. hahaha)
*eniwey, in the other hands, (so, inggris amat ane.. *maklum lahirnya blesteran, karawang jersey ama karawang york…)
Ente ridho apa, tiap hari ente dan *katanya org yang ente sayang.. bareng2 kalian menjalani sisa kehidupan **yang gak tau kapan berakhirnya, dengan terus menerus memupuk maksiat dan dosa , membangun rumah di neraka… #dalam bingkai Cinta dalam bungkus PACARAN? Ahahaha… cinta macam apa tuuh, gan? Cinta kok, malah saling menyengsarakan??? Cinta kok malah saling menjerumuskan???
Sekerdil itukah yang di sebut Cinta?? Seburuk itukah yang di sebut cinta??
Hooaakkksss.. makan tuh CINTA!
Okelah, STOP untuk hujatan ane ttg ituu…. Mari berangkat ke pilihan selanjutanya… *harap segera Pasang Sabuk Pengaman Anda, karena pilihan ini terlalu Berat buat anda… Hahaha…..
Next CHOICE >>>>
Pilihan lanjutnya, adalah Leave It --> kalo ente emang belom mampu untuk menghalalkan, ya ndak usah nguyu (bahasa jermannya gitu, alias ndak usah ngotot, pengen terus ngejalanin *cinta buta, ente…)…
Lepaskanlah,,,,,tinggalkanlah,, biar aku senang (kata *band Coklat gitu, gan…),, kata Alloh dalam firmanNya di …
Ente… insya Alloh, mau jadi orang-orang yang beriman kan? Yang pengen dapet cinta dan ridhoNya juga kan??
niy, gan, ana punya do'a ampuhh, insya Alloh biar cinta kitaa LuuRUs... gak belok-belok... hehe
Di antaranya adalah doa Nabi Daud alaihissalam adalah, “Ya Allah, sungguh hamba memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang dapat mengantarkan hamba untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih hamba cintai daripada cinta hamba kepada diri hamba sendiri, keluarga, dan air dingin sekalipun.” (HR Tirmidzi dari Abu Darda, hadits hasan).
So, mari sama2 kita menjaga diri kita dari fitnah dunia, daricinta semu, serta cinta sesaat atau cinta buta.. cinta yang gak punya arah, fondasi dan bangunan yang bener, cinta yang Cuma dilandasi nafsu… cinta yang…*hhuuffff.. hanya menambah beban pertanggung jawaban kelak di hadapan Alloh semakin sulitt… na’udzubillahhimindzalik…
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (Qs An-Nisa’ 65).
Atas nama cinta. Cintailah Allah dengan sepenuh jiwa, agar Ia memerintahkan seluruh makhluk-Nya untuk mencintai diri kita. Agar dalam hidup kita penuh kemudahan, keindahan, kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan.
Yuk, marie sama2, Jaga Diri, Jaga Hati, Jaga Fikir, Jaga Amal,,,
Bismillahhirrohmannirrohiim….
Pertama2, dan yang paling utama, mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Alloh SWT atas segala ciptaanNya yang terbaik dan terindah…. Insya Alloh….
Alhamdulillah,,, Alloh, menciptakan segala sesuatu di dunia ini, secara berpasang-pasangan, sehingga dunia ini serasa full of colour, bukan hitam and putih doank... Ada sedih, ada bahagia, ada kecewa ada bangga. ada sakit ada sehat, ada buruk ada baik, ada kaya ada miskin, ada benci ada cinta, dst… yang nggak ada itu yang sia2…iya gak gan? *eniwey, ndak bakal habis untuk kita bahas sekarang di note yang terbatas ini…. hehe
Begitu juga manusia yang Alloh ciptakan berpasang2an. Ada yang namanya laki-laki, ada yang namanya perempuan… Alloh karuniai kita secara fitrahnya, ketertarikan terhadap lawan jenis kita..
Lohh,, terus kok bisa ada yg waria, and para homo/lesbi,,?? *maaf gan, itu di luar konteks fitrah,, itu namanya penyakit.. dan setiap penyakit, insya Allo ada obatnya.. karena Alloh ciptakan segala sesuatu lengkap dengan pasangannya..so, gak bener tuh, kata Profesor Edan, Musdah Mulia, yang akhirnya harus melegalkan penyakit-penyakit itu sebagai *anggapan bahwa itu Fitrah, sehingga harus di perjuangkan keberadaanya*… ---ckckck wong edan koe!..
Laahh.. terus kalo ada yang jadi perawan or jejaka tua/abadi, ampe mati. Kumaha bro?
*ooh, kalo itu mah, yakin juga deh gan, pastinya, walaupun Alloh tidak mempertemukan jodohnya di dunia, insya Alloh kelak, dia akan bertemu jodohnya di akhirat.. tinggal yang jadi pertanyaan nanti sejauh apa dan sekeras apa usahnya untuk menjemput takdir Alloh tadi.. (apakah sudah sesuai dengan apa yang Ia gariskan atau tidak? Kalau sudah sesuai, insya Alloh kita akan dapatkan yang terbaik kok… yakin deh gan, walaupun mungkin bukan dipertemukan dengan pujaan hati kita di dunia ini…)
Lanjutt…
Pada hakikatnyaa,, fitrah naluriah, perasaan ini, kalau tidak di penuhi akan mengakibatkan kegelisahan bukan kematian gan… (inget loh K-E-G-E-L-I-S-A-H-A-N bukan K-E-M-A-T-I-A-N).. jadi, kalo ketunda2 dikit, or di tahan2 dikit, or sakit2 dikit,,, wajarlah.. setuju gak gan??
Misalnya gini gan, ente tiba2 punya rasa kagum, rasa dag-dig-dug gitu, ama orang, yg nota bene-nya jadi orang yg ente suka (dalam konteks lawan jenis loh yaa, bukan yang sejenis *nanti dikira ane beri kuliahnya hidup berpasangan ala Musdah Mulia lagii.. >.< ) ,,
Rasa2 itu, biasanya disebabkan gara2 adanya interaksi yang gak seharusnya.. *may be.. or justru udah berusaha nge-jaga banget niy, interaksinya dengan lawan jenis,, event - seketat-ketatnya, tapi kok tetep ngerasain –yang kata orang namanya Falling in Lope gitu,, *haha.. wajar lah gan, namanya juga manusia, kalo manusia gak pernah jatuh cinta,, ntu-tuh yang perlu dicurigai kemanusiaannya… *hoho
Back to topic…
Nah, kalo udah ngerasa2 yang begituaan.. udah dah, dunia isinya Cuma tentang yang itu2 aja, nengok ke kiri-ke kanan, ke depan- belakang, semuanya isinya si-dia,, lagi belajar, lagi makan, lagi nonton, lagi nge-lamun, lagi rapat, semuanya juga isinya tentang diaa (wuaahh.. kyk pengalaman pribadi, ane aja nih gan, lancar bener ya, ane cerintanyaa? ;)… )
Hmm.. okelah, gan.. kalo udah ada rasa2 begitu… jangan justru dipupuk, dibiarkan *merasa seolah-olah ndak ada yang terjadi, apalagi sampe diungkapkan yang pada akhirnya justru berujung pada HTS-an (hubungan tanpa status), TTM-an (teman tapi mesra), de-el-el, dKK… bahkan yang lebih menyedihkan dengan apa yang lagi NGE-TREND and MARAK sekarang à PACARAN (na’udzubillah)…. Seolah-olah, kalo ndak punya pacar, rasanya ente seperti jadi Manusia yang gak Hidup,,, seolah-olah kalo ndak punya Pacar, ente ngerasa Jadi Orang yang paling Menyedihkan Sedunia.. (olalala,, lebay benerrr…)
Kata Oppi andaresta mah, I’m Single and Very Happy.. aha.. istilah kerennya mah… JOJOBA (jomblo-jomblo bahagia)..
Kenapa?
Jawabannya karena meski ane single (loh? Kok jadi ane pemerannya? *biarlah gan, apalah artinya sebuah tokoh dalam tulisan ini..) .. yang penting ane mah tetep dapet cintaNya.. tetep dapet RidhoNya.. amiin…
Kenapa, bro, kok kayaknya ane nge-fans banget siy pengen ngedapetin cintaNya daripada Cintanyaaa??
You know lah.. pastinya kenapa.. (khusnudzon..ane ama ente sekalian… ane rasa udah pada tau dah kenapa..)… haha
singkat cerita kata Alloh, gini gan...
“Ketika Allah mencintai seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, sungguh Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia olehmu!” Jibril pun mencintainya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia oleh kalian!” Ia pun dicintai oleh penduduk langit. Setelah itu, ia diterima di muka bumi. Ketika Allah membenci seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia olehmu!” Jibril pun membencinya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia oleh kalian!” Ia pun dibenci oleh penduduk langit. Setelah itu, kebencian diletakkan baginya di muka bumi” (HR Muslim dari Abu Hurairah RA).
Tapi, gan,, Kita kan sayaaaaaaaangg bangeet ama diaa… ndak mau kalo diaa ampe direbut ama yang laeen (yaelahh.. emangnya, orang yang ente suka, milik ente? Dia mah, milik Penciptanya kaleee, milik keluarganya juga kale… )…
Nah terus gimana gan?
Jawabannya ya, seperti Judul note di atas Take It or Leave It gan….
Take It --> halalkan lah dengan segera…. Karena apa?? Kata Bapak Te-Be: cinta dengan lawan jenis, yang tidak di bingkai dalam ikatan pernikahan,, adalah salah satu bentuk kemaksiatan jika di lampiaskan, *kecuali cinta dengan mahrom ente yang lawan jenis, kayak, ama bapak ibu, or adik kakak ente… (oalahh.. korban sinetron Islam KTP, ane gan..)
Nih, gan, pada faktanya juga ya, kalo agan-agan sekalian ngisi2 Formulir, bahkan KTP, pasti yang di Tanya kalo soal status adalah Sudah Menikah or Belum Menikah kan? Bukan Sudah Pacaran or Belum Pacaran kan? Iya nggak?? *betul.. betul.. betull (kata upin-ipin.. *tuh kan, anak botak masih SD aja udah tau.. hahaha)
*eniwey, in the other hands, (so, inggris amat ane.. *maklum lahirnya blesteran, karawang jersey ama karawang york…)
Ente ridho apa, tiap hari ente dan *katanya org yang ente sayang.. bareng2 kalian menjalani sisa kehidupan **yang gak tau kapan berakhirnya, dengan terus menerus memupuk maksiat dan dosa , membangun rumah di neraka… #dalam bingkai Cinta dalam bungkus PACARAN? Ahahaha… cinta macam apa tuuh, gan? Cinta kok, malah saling menyengsarakan??? Cinta kok malah saling menjerumuskan???
Sekerdil itukah yang di sebut Cinta?? Seburuk itukah yang di sebut cinta??
Hooaakkksss.. makan tuh CINTA!
Okelah, STOP untuk hujatan ane ttg ituu…. Mari berangkat ke pilihan selanjutanya… *harap segera Pasang Sabuk Pengaman Anda, karena pilihan ini terlalu Berat buat anda… Hahaha…..
Next CHOICE >>>>
Pilihan lanjutnya, adalah Leave It --> kalo ente emang belom mampu untuk menghalalkan, ya ndak usah nguyu (bahasa jermannya gitu, alias ndak usah ngotot, pengen terus ngejalanin *cinta buta, ente…)…
Lepaskanlah,,,,,tinggalkanlah,, biar aku senang (kata *band Coklat gitu, gan…),, kata Alloh dalam firmanNya di …
Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS An Nur:26)
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab: 36)
Ente… insya Alloh, mau jadi orang-orang yang beriman kan? Yang pengen dapet cinta dan ridhoNya juga kan??
niy, gan, ana punya do'a ampuhh, insya Alloh biar cinta kitaa LuuRUs... gak belok-belok... hehe
Di antaranya adalah doa Nabi Daud alaihissalam adalah, “Ya Allah, sungguh hamba memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang dapat mengantarkan hamba untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih hamba cintai daripada cinta hamba kepada diri hamba sendiri, keluarga, dan air dingin sekalipun.” (HR Tirmidzi dari Abu Darda, hadits hasan).
So, mari sama2 kita menjaga diri kita dari fitnah dunia, daricinta semu, serta cinta sesaat atau cinta buta.. cinta yang gak punya arah, fondasi dan bangunan yang bener, cinta yang Cuma dilandasi nafsu… cinta yang…*hhuuffff.. hanya menambah beban pertanggung jawaban kelak di hadapan Alloh semakin sulitt… na’udzubillahhimindzalik…
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (Qs An-Nisa’ 65).
Atas nama cinta. Cintailah Allah dengan sepenuh jiwa, agar Ia memerintahkan seluruh makhluk-Nya untuk mencintai diri kita. Agar dalam hidup kita penuh kemudahan, keindahan, kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan.
Yuk, marie sama2, Jaga Diri, Jaga Hati, Jaga Fikir, Jaga Amal,,,
Rabu, 09 Maret 2011
Pathogenesis of Diabetic Cataract
Assalamu'alaikum.Wr.Wb
The enzyme aldose reductase (AR) catalyzes the reduction of glucose to sorbitol through the polyol pathway, a process linked to the development of diabetic cataract. Extensive research has focused on the central role of the AR pathway as the initiating factor in diabetic cataract formation.
It has been shown that the intracellular accumulation of sorbitol leads to osmotic changes resulting in hydropic lens fibers that degenerate and form sugar cataracts. In the lens, sorbitol is produced faster than it is converted to fructose by the enzyme sorbitol dehydrogenase. In addition, the polar character of sorbitol prevents its intracellular removal through diffusion. The increased accumulation of sorbitol creates a hyperosmotic effect that results in an infusion of fluid to countervail the osmotic gradient. Animal studies have shown that the intracellular accumulation of polyols leads to a collapse and liquefaction of lens fibers, which ultimately results in the formation of lens opacities. These findings have led to the “Osmotic Hypothesis” of sugar cataract formation, emphasizing that the intracellular increase of fluid in response to AR-mediated accumulation of polyols results in lens swelling associated with complex biochemical changes ultimately leading to cataract formation.
Furthermore, studies have shown that osmotic stress in the lens caused by sorbitol accumulation induces apoptosis in lens epithelial cells (LEC) leading to the development of cataract. Transgenic hyperglycemic mice overexpressing AR and phospholipase D (PLD) genes became susceptible to develop diabetic cataract in contrast to diabetic mice overexpressing PLD alone, an enzyme with key functions in the osmoregulation of the lens. These findings show that impairments in the osmoregulation may render the lens susceptible to even small increases of AR-mediated osmotic stress, potentially leading to progressive cataract formation.
The role of osmotic stress is particularly important for the rapid cataract formation in young patients with type 1 diabetes mellitus due to the extensive swelling of cortical lens fibers. A study performed by Oishi et al. investigated whether AR is linked to the development of adult diabetic cataracts. Levels of AR in red blood cells of patients under 60 years of age with a short duration of diabetes were positively correlated with the prevalence of posterior subcapsular cataracts. A negative correlation has been shown in diabetic patients between the amount of AR in erythrocytes and the density of lens epithelial cells, which are known to be decreased in diabetics compared to nondiabetics suggesting a potential role of AR in this pathomechanism.
The polyol pathway has been described as the primary mediator of diabetes-induced oxidative stress in the lens. Osmotic stress caused by the accumulation of sorbitol induces stress in the endoplasmic reticulum (ER), the principal site of protein synthesis, ultimately leading to the generation of free radicals. ER stress may also result from fluctuations of glucose levels initiating an unfolded protein response (UPR) that generates reactive oxygen species (ROS) and causes oxidative stress damage to lens fibers. There are numerous recent publications that describe oxidative stress damage to lens fibers by free radical scavengers in diabetics. However, there is no evidence that these free radicals initiate the process of cataract formation but rather accelerate and aggravate its development. Hydrogen peroxide (H2O2) is elevated in the aqueous humor of diabetics and induces the generation of hydroxyl radicals (OH–) after entering the lens through processes described as Fenton reactions. The free radical nitric oxide (NO), another factor elevated in the diabetic lens [24] and in the aqueous humor, may lead to an increased peroxynitrite formation, which in turn induces cell damage due to its oxidizing properties.
Furthermore, increased glucose levels in the aqueous humor may induce glycation of lens proteins, a process resulting in the generation of superoxide radicals and in the formation of advanced glycation endproducts (AGE). By interaction of AGE with cell surface receptors such as receptor for advanced glycation endproducts in the epithelium of the lens further and H2O2 are generated.
In addition to increased levels of free radicals, diabetic lenses show an impaired antioxidant capacity, increasing their susceptibility to oxidative stress. The loss of antioxidants is exacerbated by glycation and inactivation of lens antioxidant enzymes like superoxide dismutases. Copper-zink superoxide dismutase 1 (SOD1) is the most dominant superoxide dismutase isoenzyme in the lens, which is important for the degradation of superoxide radicals () into hydrogen peroxide (H2O2) and oxygen. The importance of SOD1 in the protection against cataract development in the presence of diabetes mellitus has been shown in various in vitro and in vivo animal studies.
In conclusion, a variety of publications support the hypothesis that the initiating mechanism in diabetic cataract formation is the generation of polyols from glucose by AR, which results in increased osmotic stress in the lens fibers leading to their swelling and rupture.
The enzyme aldose reductase (AR) catalyzes the reduction of glucose to sorbitol through the polyol pathway, a process linked to the development of diabetic cataract. Extensive research has focused on the central role of the AR pathway as the initiating factor in diabetic cataract formation.
It has been shown that the intracellular accumulation of sorbitol leads to osmotic changes resulting in hydropic lens fibers that degenerate and form sugar cataracts. In the lens, sorbitol is produced faster than it is converted to fructose by the enzyme sorbitol dehydrogenase. In addition, the polar character of sorbitol prevents its intracellular removal through diffusion. The increased accumulation of sorbitol creates a hyperosmotic effect that results in an infusion of fluid to countervail the osmotic gradient. Animal studies have shown that the intracellular accumulation of polyols leads to a collapse and liquefaction of lens fibers, which ultimately results in the formation of lens opacities. These findings have led to the “Osmotic Hypothesis” of sugar cataract formation, emphasizing that the intracellular increase of fluid in response to AR-mediated accumulation of polyols results in lens swelling associated with complex biochemical changes ultimately leading to cataract formation.
Furthermore, studies have shown that osmotic stress in the lens caused by sorbitol accumulation induces apoptosis in lens epithelial cells (LEC) leading to the development of cataract. Transgenic hyperglycemic mice overexpressing AR and phospholipase D (PLD) genes became susceptible to develop diabetic cataract in contrast to diabetic mice overexpressing PLD alone, an enzyme with key functions in the osmoregulation of the lens. These findings show that impairments in the osmoregulation may render the lens susceptible to even small increases of AR-mediated osmotic stress, potentially leading to progressive cataract formation.
The role of osmotic stress is particularly important for the rapid cataract formation in young patients with type 1 diabetes mellitus due to the extensive swelling of cortical lens fibers. A study performed by Oishi et al. investigated whether AR is linked to the development of adult diabetic cataracts. Levels of AR in red blood cells of patients under 60 years of age with a short duration of diabetes were positively correlated with the prevalence of posterior subcapsular cataracts. A negative correlation has been shown in diabetic patients between the amount of AR in erythrocytes and the density of lens epithelial cells, which are known to be decreased in diabetics compared to nondiabetics suggesting a potential role of AR in this pathomechanism.
The polyol pathway has been described as the primary mediator of diabetes-induced oxidative stress in the lens. Osmotic stress caused by the accumulation of sorbitol induces stress in the endoplasmic reticulum (ER), the principal site of protein synthesis, ultimately leading to the generation of free radicals. ER stress may also result from fluctuations of glucose levels initiating an unfolded protein response (UPR) that generates reactive oxygen species (ROS) and causes oxidative stress damage to lens fibers. There are numerous recent publications that describe oxidative stress damage to lens fibers by free radical scavengers in diabetics. However, there is no evidence that these free radicals initiate the process of cataract formation but rather accelerate and aggravate its development. Hydrogen peroxide (H2O2) is elevated in the aqueous humor of diabetics and induces the generation of hydroxyl radicals (OH–) after entering the lens through processes described as Fenton reactions. The free radical nitric oxide (NO), another factor elevated in the diabetic lens [24] and in the aqueous humor, may lead to an increased peroxynitrite formation, which in turn induces cell damage due to its oxidizing properties.
Furthermore, increased glucose levels in the aqueous humor may induce glycation of lens proteins, a process resulting in the generation of superoxide radicals and in the formation of advanced glycation endproducts (AGE). By interaction of AGE with cell surface receptors such as receptor for advanced glycation endproducts in the epithelium of the lens further and H2O2 are generated.
In addition to increased levels of free radicals, diabetic lenses show an impaired antioxidant capacity, increasing their susceptibility to oxidative stress. The loss of antioxidants is exacerbated by glycation and inactivation of lens antioxidant enzymes like superoxide dismutases. Copper-zink superoxide dismutase 1 (SOD1) is the most dominant superoxide dismutase isoenzyme in the lens, which is important for the degradation of superoxide radicals () into hydrogen peroxide (H2O2) and oxygen. The importance of SOD1 in the protection against cataract development in the presence of diabetes mellitus has been shown in various in vitro and in vivo animal studies.
In conclusion, a variety of publications support the hypothesis that the initiating mechanism in diabetic cataract formation is the generation of polyols from glucose by AR, which results in increased osmotic stress in the lens fibers leading to their swelling and rupture.
Jumat, 04 Maret 2011
Buat teman2 yg sedang merantau untuk mencari ilmu ataupun untuk bekerja...
Assalamu'alaikum.Wr.Wb
Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia kan keruh menggenang
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan
"semoga bisa bermanfaat bagi teman2 semua yang sekarang sedang merantau jauh dari orang tua / orang2 yg dicintai, merantau dalam mencari ilmu ataupun untuk bekerja demi masa depan yang jauh lebih baik dan bahagia di dunia maupun akhirat.."
Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia kan keruh menggenang
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan
"semoga bisa bermanfaat bagi teman2 semua yang sekarang sedang merantau jauh dari orang tua / orang2 yg dicintai, merantau dalam mencari ilmu ataupun untuk bekerja demi masa depan yang jauh lebih baik dan bahagia di dunia maupun akhirat.."
Langganan:
Postingan (Atom)